Kota Xi’an, Tiongkok yang Berpenduduk 13 Juta Jiwa di-Lockdown, Warga Berebut Berbelanja dalam Semalam

Luo Tingting – NTDTV.com

Xi’an, sebuah kota dengan penduduk 13 juta, di-lockdown karena terjadinya kasus COVID-19. Warga langsung memborong persediaan untuk keperluan sehari-hari. Muncul lonjakan kerumunan  di pasar, dan ada warga yang  dilockdown selama berhari-hari hingga menyebabkan terjadinya “kekurangan pasokan.” Mereka meminta bantuan di Internet. Saat ini, Xi’an  mirip dengan situasi di Wuhan ketika di-lockdown dan warga setempat mulai khawatir 

Xi’an Menutup Kota, Rantai Transmisi Penularan Tak Diketahui

Pihak berwenang Xi’an mengumumkan pada Rabu (22/12/2021) bahwa situasi pencegahan dan pengendalian epidemi lokal sangat kompleks dan parah. Selain itu, transmisi kasus COVID-19 di tengah masyarakat telah terjadi. Xi’an akhirnya “ditutup” dari pukul 0:00 pada 23 Desember. Kini Xian menerapkan sistem manajemen tertutup.  Setiap keluarga di kota itu hanya diperbolehkan seorang  yang keluar rumah untuk membeli kebutuhan sehari-hari selama dua hari.

Lebih dari 3.000 sekolah di kota itu dengan lebih dari 2 juta pelajar menghentikan kelas belajar tatap muka, kini sekolah memulai belajar secara online. Sedangkan semua aktivitas berbasis tatap muka  ditangguhkan. 

Selain itu, di Xian semua tempat yang tidak esensial akan ditutup, semua jalur penumpang jarak jauh akan ditangguhkan, dan taksi dan panggilan transportasi online tidak akan beroperasi di daerah perkotaan. Pihak berwenang meminta warga untuk “tidak meninggalkan kota kecuali diperlukan.”

Sebelum menutup kota pada 22 Desember, warga berbondong-bondong berpergian untuk  membeli persediaan  keperluan sehari-hari. Sehingga sempat terjadi kerumunan orang di supermarket dan sejumlah pasar.

Pada 22 Desember, Xi’an memberitahukan laporan kedua tentang pemeriksaan  COVID-19 secara massal dan menemukan total 127 kasus orang positif terinfeksi. Dikarenakan Partai Komunis Tiongkok dinilai kerap menutupi kasus pandemi, dunia luar mempertanyakan  jumlah kasus sebenarnya dari infeksi di daerah setempat. Kasusnya mungkin jauh melebihi dari angka resmi.

https://www.youtube.com/watch?time_continue=1&v=PnNsi5H3aBk&feature=emb_title

Sejauh ini, ada tiga rantai penularan yang diungkapkan dalam putaran pandemi di Xi’an yakni kasus yang berasal dari hotel, klinik rawat jalan, dan universitas.

Menurut penelitian dan penilaian para ahli partai Komunis Tiongkok, pandemi di Xi’an telah memasuki tahap periode puncak, namun rantai penularannya masih belum jelas. Saat ini, kasus COVID-19 di Xi’an telah menyebar ke 14 distrik (kabupaten) dan ke 5 kota, antara lain Xianyang, Yan’an, Dongguan, Beijing dan Kota Zhoukou di Henan.

Warga Xi’an: “Wabah Ganda” Bisa Melampaui Wuhan

Wang, yang tinggal di Distrik Baru Xixian, Xi’an, mengatakan kepada Radio Free Asia bahwa dia telah menerima pemberitahuan dari komunitas tertutup pada pukul 16.00. Dia dengan cemas mengatakan situasi wabah lokal mungkin  sudah cukup serius.

“Saya memperkirakan putaran pandemii Xi’an saat ini mungkin telah melampaui Wuhan yang asli. Tidak ada demam berdarah yang ditemukan di Wuhan pada waktu itu, dan kali ini Xi’an menderita “wabah ganda,” sekarang seluruh negara memperhatikan Xi’an,” kata Wang.

Xi’an kini diserang dengan virus ganda yakni wabah COVID-19  dan wabah demam berdarah mematikan dalam beberapa hari terakhir, rumah sakit besar di Xi’an telah menerima banyak kasus wabah seperti kasus demam berdarah.

Wang mengungkapkan bahwa dia mendengar bahwa banyak orang  meninggal dunia akibat wabah di Distrik Chang’an, Xi’an. Pihak berwenang belum merilis rincian tentang pasien, sehingga menyebabkan kepanikan publik.

Chen, salah satu anggota keluarga pasien wabah, mengatakan kepada NTD, “Setidaknya 10 orang di ICU yang diketahuinya semuanya kena demam berdarah. Termasuk sekeluarga ayah dan anak, ayahnya menderita demam berdarah sebelumnya, dua hari kemudian anaknya menderita demam berdarah. Ayah dan anak dari keluarga ini masuk rumah sakit, semuanya menderita demam berdarah.”

Saat ini, pejabat Xi’an belum memberitahukan  kematian akibat demam berdarah.

Penduduk Xi’an Meminta Bantuan Secara Online: “Isolasi Bisa Mati Kelaparan”

Xi’an memiliki penduduk tetap hampir 13 juta, lebih dari 600.000 lebih banyak dari Wuhan. Radio Free Asia melaporkan bahwa lockdown Xi’an sangat mirip dengan ketika Wuhan ditutup tahun lalu.

Wang mengatakan bahwa beberapa hari  lalu, Xi’an sudah dalam keadaan “kota setengah tertutup”. Setelah “kota tertutup” pada 23 Desember, mereka dapat digambarkan sebagai “bahkan tidak sedikit kebebasan.”

Wang juga menuturkan, “yang paling dikhawatirkannya adalah ia tidak tahu berapa lama keadaan ‘kota tertutup’ seperti itu akan bertahan… Selain itu, ada juga masalah persediaan hidup. Bahkan jika itu terjadi, semua bahan makanan akan naik 

Seorang pasien yang dikonfirmasi COVID-19 di Komunitas Changfengyuan, Distrik Yanta, Kota Xi’an,  pada 17 Desember akhirnya disegel. Warga ini meminta bantuan di Internet karena “kekurangan persediaan makanan.”

Seorang netizen memposting sebuah posting yang mengatakan: “Temannya dan ia sama-sama di rumah. Biasanya harus pergi bekerja dan tidak punya waktu untuk membeli makanan. Hari ini adalah hari keenam . Komunitas tempatnya tinggal, Changfengyuan, Distrik 1, Gedung 2, Di Blok B serta penghuni Blok C pada dasarnya tidak ada yang peduli, dan sejauh ini tidak ada yang peduli dengan properti di sana.”

Banyak warga yang mengeluh : “banyak perbekalan yang tidak bisa dibawa masuk, ada yang hilang, ada yang dicuri, ada warga yang kelaparan dan ada yang gula darahnya rendah.” bahkan, “tidak ada sayuran di rumah,  bisa mati kelaparan.”  Warga juga mengeluh : “Apakah harus menunggu mati kelaparan di rumah”, “Siapa yang peduli dengan mereka, isolasi bisa membuat orang mati kelaparan”.

Beberapa netizen menanggapi, “Sepertinya diri mereka telah melihat Wuhan dua tahun yang lalu.” “Hari ini mengatakan ditutup langsung ditutup. Akibatnya, supermarket seperti terjadi perampokan makanan dan penuh sesak dengan orang-orang. Warga tidak tahu berapa banyak orang akan datang yang mungkin terinfeksi pada saat itu.” (sin)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Most Popular