Dugaan Pembantaian Militer pada Malam Natal: 35 Mayat Wanita dan Anak-anak Dibakar di Myanmar

Erabaru.net. Militer Myanmar melancarkan kudeta pada Februari tahun ini, dan negara itu terus bergejolak. Foto di media sosial pada (25/12/2021) menunjukkan dugaan pembantaian di sebuah kota di timur. Lebih dari 30 mayat, termasuk wanita dan anak-anak, ditemukan hangus di beberapa truk. Dua anggota Save the Children Fund juga hilang. Organisasi pemantau dan media lokal menyatakan bahwa serangan itu dilakukan oleh pasukan pemerintah militer.

Kantor berita Reuters melaporkan bahwa Kelompok Hak Asasi Manusia Karenni (Karenni Human Rights Group) pada Sabtu 25 Desember,  menemukan puluhan orang dibunuh dan dibakar oleh tentara Myanmar di dekat desa Mo So di kota Hpruso. Lembaga itu menegaskan, “Kami mengutuk keras pembunuhan tidak manusiawi dan brutal yang melanggar hak asasi manusia ini.”

TRT World yang berbasis di Istanbul, melaporkan bahwa pada tanggal 25 desember, foto-foto media sosial menunjukkan bahwa ada dua truk yang terbakar dan sebuah mobil di jalan raya di kota Hpruso di Negara Bagian Kayah timur . 

Tentara Rakyat setempat menyatakan bahwa, menurut apa yang mereka dengar, pemerintah militer bentrok dengan pejuang lokal di dekat kota Hpruso pada hari sebelumnya, dan kemudian beberapa kendaraan militer berhenti di sana.

Seorang anggota Angkatan Pertahanan Rakyat  kepada AFP secara anonim mengatakan: “Kami pergi ke daerah setempat pagi ini untuk mencari tahu dan menemukan bahwa ada 27 sisa-sisa jenazah hangus di 2 truk.”

Saksi lain yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan, mengetahui kebakaran pada Jumat  24 Desember malam, namun tidak bisa datang ke lokasi karena ada tembakan dari lokasi kejadian. 

“Saya pergi melihatnya pagi ini ( 25 Desember) … Saya melihat mayat yang terbakar, dan pakaian anak-anak dan wanita berserakan di lantai.”

Seorang saksi mata mengatakan: “Kami menemukan 27 tengkorak. Ada sisa-sisa lain di truk, tetapi semuanya terbakar berkeping-keping, yang sangat sulit untuk dihitung.”

Organisasi pengamat Myanmar Witnessmenyatakan bahwa setelah pemeriksaan, media lokal dan pengunjuk rasa  mengatakan bahwa “35 orang termasuk perempuan dan anak-anak dibakar dan dibunuh oleh militer di Kota Hpruso pada tanggal 24 Desember.”

Save the Children pada 25 desember mengatakan bahwa dua staf Myanmar yang baru saja menyelesaikan pekerjaan kemanusiaan, terlibat dalam perjalanan pulang dan keberadaan mereka masih belum diketahui. Kemudian dikonfirmasi bahwa “kendaraan pribadi kedua pria itu diserang dan dihancurkan oleh kobaran api.” Insiden ini telah menyebabkan Yayasan menangguhkan misi di beberapa daerah.

Chief Executive Inger Ashing mengatakan: pihaknya sangat terkejut dengan kekerasan terhadap warga sipil tak berdosa dan staf mereka. Karyawan Save the Children Foundation adalah pekerja kemanusiaan yang berdedikasi yang mendukung jutaan Anak-anak yang membutuhkan bantuan di seluruh Myanmar. “

Pemerintah militer Myanmar sebelumnya menyatakan bahwa tentara mereka mencoba menghentikan 7 kendaraan yang mengemudi “mencurigakan” di Kota Phruso pada 24 Desember dan kemudian diserang.

Juru bicara pemerintah militer Zaw Min Tun mengatakan kepada AFP bahwa, tentara membunuh beberapa orang dalam konflik berikutnya, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut. 

Pada bulan Oktober tahun ini, kantor Save the Children di kota barat Thantlang juga dihancurkan oleh tembakan dari pemerintah militer selama konflik antara pemberontak dan pemerintah militer, dan lusinan rumah menjadi rata dengan tanah.

Setelah militer Myanmar melancarkan kudeta, menurut kelompok pengamat lokal, lebih dari 1.300 orang tewas dalam tindakan keras pemerintah junta militer. (hui)

Sumber : NTDTV.com

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Most Popular