Dokter di Garis Depan COVID-19 Merekomendasikan Perawatan Pilihan

oleh Xiao Jing

Dr. Syed Haider, yang selama ini terus berada di garis depan dalam merawat pasien COVID-19 mengatakan bahwa meskipun penyakit yang disebabkan oleh varian Omicron tampaknya tidak separah varian Delta, tetapi gangguan kesehatan yang ditimbulkan masih membuat beberapa pasien perlu dirawat di rumah sakit. Hal ini menyoroti bahwa, perawatan yang efektif masih sangat diperlukan sebelum kondisi berkembang pada tahap yang lebih buruk.

Sejauh ini, Dr. Syed Haider telah merawat lebih dari 4.000 orang pasien positif COVID-19, di mana hanya 5 orang yang akhirnya perlu dirawat di rumah sakit, tetapi tidak satupun yang meninggal.

Dokter tersebut mengatakan bahwa pengobatan pilihannya termasuk banyak obat off-label, serta vitamin dan suplemen.

“Vitamin D sangat penting, Ivermectin juga penting, Fluvoxamine, Hydroxychloroquine juga sangat efektif. Hanya saja banyak orang yang dibujuk dan keliru percaya bahwa pada saat ini (obat-obatan) tidak efektif, bahkan ketakutan untuk mencobanya.” 

Dr. Syed Haider dalam wawancara dengan New Tang Dynasty Television (NTDTV) mengatakan : “Tetapi saya lebih suka menggunakan Ivermectin, Fluvoxamine, Vitamin D, Vitamin C, Quercetin, dan Zinc.”

Ivermectin adalah obat antiparasit yang memiliki khasiat campuran melawan COVID-19 dalam uji klinis, tidak direkomendasikan sebagai obat COVID-19 oleh Food and Drug Administration (FDA) AS. Fluvoxamine adalah antidepresan yang semakin populer dalam perang melawan COVID-19. Hydroxychloroquine, obat antimalaria, telah menunjukkan kemanjuran dalam mengobati penyakit. Quercetin adalah sejenis pigmen tumbuhan yang belum dipahami secara luas sebagai obat untuk COVID-19.

Dr. Syed Haider juga merekomendasikan minyak biji rami (Flaxseed oil).

“Ini hal yang sangat sederhana, siapa pun dapat mencobanya, Anda dapat membeli sebotol hidrogen peroksida di toko, encerkan hingga 1%, dan gunakan untuk menggosok hidung, menyeka mulut, atau meneteskannya ke dalam hubang hidung, atau memasukkannya ke dalam alat pencuci hidung untuk membilas hidung,” katanya.

Dia mengatakan : “Ini tidak akan membuat rasa tidak nyaman, juga tidak sampai membuat rasa seperti terbakar. Tetapi jika Anda masih juga merasakan seperti panas terbakar, Anda dapat lebih lanjut mengencerkan kadar hidrogen peroksida. Dengan demikian Anda dapat membunuh virus.”

Pendekatan yang dilakukan Syed Haider tersebut berbeda dari cara yang direkomendasikan oleh National Institutes of Health (NIH), yang baru saja diperbarui untuk merawat orang terinfeksi COVID-19 yang tidak dirawat di rumah sakit.

Badan tersebut (NIH) merekomendasikan penggunaan obat oral COVID-19 Pfizer ‘Paxlovid’, atau obat oral Merck ‘Molnupiravir’, obat untuk antibodi monoklonal GlaxoSmithKline (GSK) Inggris ‘Sotrovimab’, atau ‘Remdesivir’ buatan Gilead Sciences dari Amerika Serikat, yang disuntikkan ke intravena selama beberapa hari.

NIH mengklaim bahwa perawatan ini telah terbukti efektif dan diakui oleh beberapa penelitian ilmiah.

Namun, Haider tidak setuju dengan rekomendasi untuk menggunakan ‘Remdesivir’, menyebutkan bahwa obat tersebut tidak pernah disetujui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan memiliki efek samping yang menyebabkan gagal ginjal.

Haider menekankan bahwa virus penyebab COVID-19 itu sangat, sangat mudah diobati jika pengobatan dilakukan sejak dini dengan obat-obatan off-label. Ia menyarankan agar orang mempersiapkan terlebih dahulu.

“Saya pikir setiap orang perlu menganggap ini serius dan menyiapkan obat-obatan mereka sebelum mereka sakit”. Dr. Syed Haider menjelaskan bahwa sementara gejala Omicron sering bermanifestasi sebagai pilek berat, bahkan beberapa orang yang dianggap berisiko rendah mengalami keseriusan penyakit, akhirnya juga menunjukkan bahwa penyakitnya jadi parah.

Selain itu, data baru menunjukkan bahwa perlindungan yang diberikan oleh vaksinasi dan kekebalan alami kurang ideal untuk melawan varian Omicron. Karena itu, Dr. Syed Haider sekali lagi mengingatkan perlunya kesiapan. (sin)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Most Popular