Erabaru.net. Pada Dinasti Ming, ada seorang pelajar bernama Zhu Kai. Zhu Kai telah ditinggal ayahnya sejak dia masih kecil. Selama tiga generasi terakhir, keluarga Zhu tidak makan daging sapi atau daging anjing. Karena tubuhnya yang kurus, Zhu Kai sering jatuh sakit. Setiap kali dia minum sup daging sapi, dia akan menjadi lebih baik, jadi dia makan banyak daging sapi. Karena keluarganya relatif miskin, Zhu Kai pergi ke desa tetangga untuk mengajar.
Tahun itu di Festival Perahu Naga, Zhu Kai akan pulang ke desanya dan mendapatkan hadiah dari rumah tuan rumah, total delapan tael perak.
Saat dalam perjalanan, tiba-tiba hujan deras, untuk berlindung dari air hujan Zhu Kai masuk ke kuil kuno di pinggir jalan. Di dalam kuil dia melihat dua teks tertulis di dinding kuil. Saat dia membacanya, itu membuatnya menjadi sedih dan juga merasa berdosa.
Zhu Kai ingat bahwa dia telah makan banyak daging sapi sejak dia masih kecil. Mau tak mau dia merasa bersalah. Karena keluarga Zhu memiliki ajaran leluhur, dan mereka tidak makan daging sapi dan daging anjing selama tiga generasi.
Sekarang dia telah melanggar ajaran leluhur, yang berarti sama dengan tidak berbakti. Sapi membajak ladang dan mengangkut hasil pertanian, dan jasanya sangat besar, tetapi dia telah makan daging sapi. Memanjakan diri dengan nafsu makan dan keserakahan untuk kesenangan sesaat adalah tidak benar.
Melihat bahwa perilaku seperti ini akan mendapatkan pembalasan yang serius, jika tidak bertobat, adalah tidak bijaksana. dia telah melakukan empat dosa serius ini, dan dia takut karma akan datang, di mana bisa masih bisa memiliki ketenaran dan kekayaan. Jadi Zhu Kai pergi ke patung dewa dan bersujud dan berdoa, bersumpah bahwa dia tidak akan pernah makan daging sapi lagi.
Setelah hujan berhenti, Zhu Kai hendak keluar dan melanjutkan perjalanannya, ketika dia bertemu You Guangyu, tukang daging di desa, memasuki kuil.
Zhu Kai bertanya kepada You Guangyu: “Mengapa kamu datang ke kuil?”
You Guangyu menjawab: “Keluargaku baru saja membeli seekor sapi kurus. Aku khawatir kehilangan uang, jadi aku datang ke kuil untuk meminta keberuntungan.”
Zhu Kai Kai bertanya lagi: “Di mana sapi itu?”
You Guangyu berkat: “Itu di luar kuil.”
Zhu Kai keluar dan melihat seekor sapi kurus, berlutut di tanah, dan tampak menangis. Zhu Kai sangat simpatik di dalam hatinya, dan bertanya kepada You Guangyu berapa harga sapi itu.
You Guangyu menjawab tujuh tael perak, dan Zhu Kai tanpa pikir panjang memberikan 7 tael perak.
You Guangyu mengatakan bahwa kualitas peraknya terlalu rendah, jadi dia ingin tiga tael lagi, dan Zhu Kai memberiknya 3 tael lagi.

Setelah Zhu Kai membeli sapi itu, dia mengambil papan kayu, dan menulis kata-kata : “Dewa membebaskan kehidupan”, di atasnya, menggantungnya di leher sapi, melepaskan tali yang diikat ke hidung sapi, dan melepaskannya.
Waktu berlalu dengan cepat, dan Zhu Kai akhirnya lulus ujian sarjana dan menjadi menantu dari keluarga Wang Xian, di kampung halamannya keluarga Wang adalah keluarga yang terhormat.
Pada hari ini, Zhu Kai dan ayah mertuanya minum bersama dan berbicara tentang penggembalaan ternak di masa lalu.
Tiba-tiba seorang pelayan masuk dan melaporkan, ada seekor sapi di luar pintu, dengan papan kayu tergantung di lehernya, dan itu tidak dapat diusir.
Zhu Kai keluar dan melihat bahwa itu adalah sapi yang telah dia lepaskan dulu, jadi dia membiarkan pelayan itu membawanya ke kamar kosong di halaman belakang.
Di desa itu ada seorang penjahat dengan dijuluki ‘Manusia Kera’. Tahu mahar putri Wang berada di sebelah ruang kosong tempat sapi itu berada. Dia menggali lubang di dinding dan masuk ke rumah Zhu Kai, memasukkan semua pakaian dan perhiasannya ke dalam tas dan siap untuk pergi.
Sapi itu tiba-tiba, menjatuhkan meja, dan mengeluarkan suara keras. Zhu Kai segera bangun dan berteriak keras: “Ada maling!” Seluruh keluarga segera bangun untuk menangkap pencuri itu.
Pencuri itu ketakutan, jadi dia merangkak keluar dari bawah sapi, sapi itu marah dan mengangkat kakinya dan menginjak tasnya. Pada saat itu, mendengar teriakan “ada maling” membuat pencuri itu panik, meninggalkan tasnya dan melarikan diri dalam kegelapan.
Melihat barang-barang di dalam tas masih utuh, ayah mertua Zhu Kai juga sangat berterima kasih kepada sapi itu.
Sejak saat itu, ayah mertuanya dan keluargan besarnya bersumpah untuk tidak pernah makan daging sapi lagi.
Beberapa hari kumudian, malam itu hujan, pencuri itu datang ke rumah Wang lagi, masuk lewat pintu kebun belakang, dia tampak sangat marah ketika melihat sapi itu, karena aksinya digagalkan oleh sapi itu, dia mengambil sapi itu membuang papan kayu di lehernya, dan menjualnya ke tukang daging seharga empat tael perak.
Kebetulan Zhu Kai pergi untuk menagih utang untuk ayah mertuanya pada hari itu. Dia melewati gerbang rumah tukang daging dan melihat sekilas sapi itu. Dia pun bertaya pada tukang daging tentang sapi tersbut.
Sapi itu berlutut di depan Zhu Kai dan menangis seperti saat Zhu Kai pertama kali membeli sapi itu. Dia pun membutuskan untuk membeli sapi itu, menggantungkan papan kayu dengan tulisan dan melepasnya.

Beberapa tahun kemudian, Zhu Kai bekerja sebagai guru di rumah Zhong Kuan, sebuah keluarga kaya di desa sebelah.
Saat itu, ada sekelompok perampok di desa terdekat sedang berkumpul. Zhong Kuan sangat khawatir karena keluarganya yang kaya. Zhu Kai memberikan saran untuknya, untuk meninggikan dinding tembok untuk mencegah perampokan.
Tiba-tiba, Zhao Kuan masuk dan mengatan pada Zhu Kai: “Aku tidak tahu dari mana seekor sapi berasal, dengan papan kayu tergantung di lehernya. Ia telah berdiri di luar rumah pengajaran.”
Zhu Kai terkejut dan berkata: “Ini adalah sapi yang saya lepaskan sebelumnya, dan itu selalu membawa tanda bahaya. Waspadalah, dia ada di sini sekarang, menandakan kedatangan para perampok juga.”
Jadi Zhu Kai memberi tahu Zhong Kuan secara rinci tentang sapi yang mengusir pencuri di rumah ayah mertuanya, dan mendesaknya untuk mengambil tindakan pencegahan yang ketat.
Di tengah malam pada hari ketiga, pada jaga kedua, perampok benar-benar datang dan menembakkan panah api ke rumah Zhong.
Zhong Kuan menaiki tangga dan melihat ke luar. Dalam cahaya api, dia melihat seekor sapi, mengaum keras, mengamuk, dan menggunakan tanduknya untuk melawan perampok, semua perampk itu berhamburan dan melarikan diri.
Pada saat itu keluarga berkumpul, setelah para perampok melarikan diri.
Pada saat itu, sapi itu sudah tampak kelelahan, jatuh ke tanah dan mati.
Di sebelah sapi, ada dua perampok tergeletak di tanah, ketika semua orang mengambil obor, mereka menemukan bahwa itu adalah You Guangyu dan ‘manusia kera”.
Mereka mengikat dua orang itu dan mengantar mereka ke kantor kabupaten. Berdasarkan petunjuk dari keduanya, semua kaki tangan perampok berhasil ditangkap, dan pencurian di daerah ini akhirnya mereda.
Zhong Kuan berterima kasih atas kebaikan sapi itu, menguburkan sapi itu, dan mendirikan sebuah monumen.
Sulit untuk dipahami, bagaimana sapi itu mengetahui semuanya sebelumnya sebelum pencuri itu datang? Dan bagaimana sapi itu mengetahui kediaman baru Zhu Kai? Apakah dia utusan dari langit? Wallahualam.(yn)
Sumber: ezp9