Dia Merawat Nenek Pemulung yang Tinggal di Sebelahnya, 10 Tahun Kemudian Nenek itu Meninggal, dan Seorang Pengacara datang Memberikan Sesuatu

Erabaru.net. Liu Han menyewa toko dan membuka supermarket kecil, dan usahanya berjalan dengan lumayan baik.

Satu-satunya hal yang mengganggunya adalah bahwa ada seorang nenek pemulung yang tinggal di sebelah tokonya.

Nenek tua itu berusia sekitar 70-an, setiap hari kerjanya hanya mengumpulkan sampah.

Pada suatu hari, entah siapa yang telah meletakkan kulit pisang di depan rumah nenek. Saat nenek hendak keluar dari rumahnya menginjak kulit pisang dan jatuh dengan keras dan tidak bangun untuk waktu yang lama.

Ketika Liu Han melihatnya, dia buru-buru menolongnya dan membawanya ke rumah sakit.

Tulang tulang betis nenek patah, dan itu haru digips.

Nenek menjadi cemas ketika dia mendengarnya, dan tidak peduli dengan rasa sakitnya, dia berkata: “Ini tidak baik, saya tidak dapat membayar rumah sakit, saya harus mencari uang untuk makan.”

“Di mana anakmu? Tidak bisakah ada yang datang untuk menjagamu?” Liu Han bertanya pada nenek.

Nenek berkata dengan putus asa: “Mereka semua sudah meninggal.”

Setelah selesai perawatan, Liu Han membawa nenek pulang ke rumahnya. Ini untuk pertama kalinya dia memasuki rumah nenek.

Hal-hal yang ada di rumah nenek ditata dengan rapi, tidak berantakan seperti di halaman rumahnya, tetapi semua barang sudah sangat tua.

Nenek dengan wajah sedih melihat kakinya. Raut mukanya sangat cemas.

Melihatnya seperti ini, Liu Nan merasa sedikit tertekan dan berkata: “Nenek, aku akan memasak makanan tambahan untukmu.”

Setelah kembali, dia pergi membeli sayuran dan membuat sup untuk nenek.

Saat makan, nenek tampak menangis. Liu Han pun mencoba untuk bertanya tentang masa lalunya.

Nenek mengatakan, dia memiliki seorang putra. Ketika putranya berusia 30 tahun, dia menderita kanker hati stadium akhir. Setelah perawatan putranya akhirnya meninggal.

Suaminya juga meninggal lima tahun lalu. Dia adalah satu-satunya yang tersisa, berjuang untuk bertahan hidup dengan tunjangan sosial dan mengumpulkan beberapa barang rongsokan.

Sungguh menyedihkan, hati Liu han merasa sedih saat mendengarnya.

Dia juga hidup sendirian, orangtuanya sudah lama meninggal, sekarang sudah hampir 30 tahun dan bahkan belum menemukan pacar.

Sejak saat itu, Liu Han merawat nenek setiap hari. Dia sangat penuh perhatian dan dengan cermat mengamati apa yang boleh dimakan dan tidak boleh dimakan oleh nenek.

Nenek ingin memberinya uang, tetapi dia bersikeras untuk menolaknya.

Akhirnya Liu Han mengurus nenek sampai 10 tahun kedepan.

Dalam sepuluh tahun terakhir, dia menikah dengan seorang gadis baik hati yang merawat neneknya bersamanya, dia sangat pandai memasak, dan mereka semua menyukai masakannya.

Bulan lalu, nenek yang berusia 84 tahun meninggal dalam tidurnya tanpa rasa sakit. Liu Han dan istrinya membantu pemakamannya.

Suatu hari, seseorang yang mengaku sebagai pengacara datang ke rumah Liu Han. Pengacara itu mengeluarkan surat wasiat dan berkata bahwa sang nenek telah menyerahkan seluruh harta dan rumahnya untuk Liu Han.

Ketika membersihkan rumah nenek, Liu han terkejut menemukan bahwa ada beberapa benda tua dan lukisan yang sudah usang di rumah nenek.

Dia mengambil lukisan yang sudah menguning untuk identifikasi, dan mengetahui bahwa itu dilukis oleh seorang pelukis di akhir Dinasti Qing, dan berharganya sekitar 1,5 juta yuan (sekitar Rp 3,3 miliar).

Setelah seluruhnya dihitung dan ditambah rumahnya, paling tidak total keseluruhan adalah 5 juta yuan (sekitar Rp 11 miliar).

Liu Han menjual semua lukisan dan hanya menyisakan rumahnya, dan menyumbangkan uangnya.

Beberapa orang bilang dia bodoh, dia tidak peduli, dia bilang dia tidak melakukan sesuatu untuk dilihat orang lain.

Banyak hal-hal tak terduga yang terjadi ketika kita membantu orang lain dengan tulus ikhlas dan tanpa pamrih. Tapi yang penting, dengan membantu orang lain, sebenarnya kita juga membantu diri sendiri.(lidya/yn)

Sumber: ezp9

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Most Popular