Ada 2 Anak Laki-laki dan 2 Anak Perempuan dalam Keluarga, Sang Ibu Tidak Peduli dengan Anak Tertua, Setelah Sakit, Dia Tercengang

Erabaru.net. Bibi Jia memiliki 2 putra dan 2 putri. Putra tertua lahir dari mantan suaminya, yang meninggal awal tahun itu. Dia menikah lagi dan melahirkan 1 putra dan 2 putri.

Di antara 4 anak ini, entah kenapa, mereka tidak bisa bersikap baik kepada saudara mereka yang tertua.

Setelah putra tertua lulus dari sekolah menengah, Bibi Jia memintanya untuk tidak melanjutkan studinya. Bekerja di ladang untuk mendukung pendidikan adik-adiknya.

Sebenarnya, putra sulungnya termasuk yang terbaik di kelas, tetapi dia tidak ingin membantah permintaan ibunya dan pulang ke rumah sambil menangis.

Kemudian, dia membangun rumah sendiri untuk menikah dengan wanita tetangga desa.

Bibi Jia sangat perhatian dengan 3 anaknya dari suami keduanya. Semua uang yang diperoleh dari bertani dia habiskan untuk mereka.

Ketika ketiga anaknya telah lulus kuliah, sekarang mereka semua tinggal di kota dan hanya kembali untuk liburan.

Setiap kali mereka kembali, Bibi Jia masak masakan yang enak.

Ayam, bebek, ikan, dan satu meja besar penuh hidangan lezat untuk mereka.

Keluarga itu bahagia, tetapi mereka tidak mempedulikan putra sulungnya.

Melihat ini, putra sulungnya hanya bisa menangis.

Namun, ketika Bibi Jia bertambah tua dan jatuh sakit, dia tercengang.

Wanita tua itu terbaring di tempat tidur, jadi dia meminta putra dan putrinya untuk datang dan melihat.

Siapa sangka setelah ketiga anaknya kembali, mereka hanya melihat sebentar. Mereka semua menghindar, mengatakan bahwa mereka sibuk dan tidak punya waktu untuk mengurus mereka, jadi mereka segera kembali ke kota.

Bibi Jia menangis tanpa air mata.

Mengapa saat dia sudah tua dan sakit, tetapi anak-anaknya pergi dan tidak peduli padanya?

Ketika putra tertua mendengar ibunya sakit, dia bergegas datang ke rumah.

Dia menggendong ibu tua itu di punggungnya dan membawanya ke rumah sakit untuk perawatan.

Bibi Jia menangis, dengan tindakan putra sulungnya: “Nak, ibu kasihan padamu. Selama bertahun-tahun, satu-satunya hal yang saya tidak pedulikan adalah kamu, tetapi pada akhirnya, kamu adalah yang terbaik untukku!”

Ketika putra tertua mendengar ini, semua keluhan sebelumnya tiba-tiba tercurah.

Sambil menyeka air mata, dia tersedak: “Ibu, tidak apa-apa! Aku adalah anak yang kamu lahirkan, tidak peduli apa yang kamu lakukan padaku, aku akan tetap berbakti padamu!”(lidya/yn)

Sumber: uos.news

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Most Popular