oleh Lin Yi
Pertemuan antara Xi Jinping dan Vladimir Putin baru saja berakhir, namun pada 21 Maret, Rusia meluncurkan babak baru pengeboman di kota-kota Ukraina, menewaskan empat orang. Sedikitnya empat orang diketahui tewas dan tujuh lainnya terluka di sebuah asrama mahasiswa di Kiev ketika Rusia terus melancarkan serangan pesawat tak berawak di Ukraina pada 21 Maret malam.
Sebuah daerah pemukiman di Zaporozhye juga dibom, menewaskan satu orang dan melukai sedikitnya 33 orang lainnya, termasuk tiga anak-anak.
“Serangan pesawat tak berawak dimulai sekitar pukul 3 pagi. Itu adalah serangkaian serangan,” kata Iryna Pryanishnikova, juru bicara Kepolisian Daerah Kiev.
Ivan Nalyvaiko, seorang penduduk Zaporozhye: “Ketika saya keluar, ada kerusakan, asap, orang-orang berteriak, dan puing-puing di mana-mana. Kemudian, petugas pemadam kebakaran dan petugas penyelamat tiba.”
Setelah serangan itu, sirene serangan udara berbunyi di sebagian besar ibu kota Kiev dan Ukraina utara.
Militer Ukraina mengatakan sebanyak 16 dari 21 drone yang dikirim Rusia ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara Ukraina, delapan di antaranya ditembak jatuh di dekat Kiev.
Presiden Ukraina Zelensky men-tweet bahwa “lebih dari 20 pesawat tak berawak dan rudal Iran yang mematikan serta rudal-rudal tentara Rusia telah meluncurkan kampanye pengeboman besar-besaran terhadap Ukraina” dan “semua ini hanyalah malam baru teror Rusia”.
Sehari sebelumnya, dalam sebuah pertemuan dengan Xi Jinping, Putin mengatakan bahwa ia akan “memulai kembali perundingan damai sesegera mungkin” berdasarkan proposal perdamaian dari Partai Komunis Tiongkok, namun kemudian melancarkan serangan mematikan lainnya pada malam harinya, yang menyoroti kurangnya ketulusan dalam perundingan damai antara Tiongkok dan Rusia. (hui)