Bagaimana Retakan Membelah Afrika Bisa Menciptakan Lautan Baru?

Erabaru.net. Pada tahun 2020, sebuah studi menemukan bahwa pemisahan bertahap Benua Afrika menciptakan cekungan samudra baru, yang terhubung ke East African Rift.

Rift, yang muncul di padang pasir Ethiopia pada tahun 2005, adalah celah yang membentang 56 kilometer dan telah menyebabkan pembentukan laut baru, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Geophysical Research Letters.

Rifting adalah proses geologi di mana satu lempeng tektonik terpecah menjadi dua lempeng atau lebih karena gaya tektonik. Proses ini mengarah pada pembentukan celah dan berpotensi menciptakan batas lempeng baru. Ini adalah proses kompleks yang dapat memakan waktu jutaan tahun, dan seringkali melibatkan interaksi beberapa lempeng tektonik.

Saat lempeng bergerak terpisah, mereka menciptakan wilayah dataran rendah yang disebut lembah celah. Beberapa contoh lembah celah yang terkenal termasuk Lembah Celah Narmada di India dan Lembah Celah Baikal di Rusia.

Rifting adalah peristiwa geologis signifikan yang dapat berdampak besar pada kerak Bumi, termasuk pembentukan pegunungan baru, pembentukan lautan baru, dan pembentukan endapan mineral.

Sedangkan Great Rift Valley adalah formasi geologi masif yang membentang 6.400 kilometer dari Suriah utara hingga Mozambik tengah di Afrika Timur. Ini adalah rumah bagi Sungai Yordan yang mengalir melalui Lembah Yordan dan bermuara di Laut Mati.

Teluk Aden dan Samudera Hindia terhubung ke Rift. Celah Timur dan Celah Barat membagi lembah di Afrika Timur, dan Celah Barat, juga dikenal sebagai Celah Albertine, memiliki beberapa danau terdalam di dunia.

Benua Afrika terletak pada batas lempeng tektonik tempat pertemuan lempeng Nubia dan Somalia.

Kedua lempeng ini saling menjauh dengan laju yang berbeda, Lempeng Arab bergerak menjauh dari Afrika dengan laju sekitar satu inci per tahun, sedangkan dua lempeng Afrika terpisah lebih lambat, antara setengah inci hingga 0,2 inci per tahun.

Proses keretakan tektonik ini telah berlangsung selama jutaan tahun, dan telah menyebabkan terbentuknya fitur geologis seperti Lembah Celah Afrika Timur dan Laut Merah.

Selama 30 juta tahun terakhir, Lempeng Arab telah menjauh dari Afrika, menciptakan Laut Merah dan Teluk Aden, lapor berita NBC.

Pemisahan lanjutan lempeng Nubia dan Somalia pada akhirnya akan mengarah pada pembentukan cekungan samudra baru. Teluk Aden dan Laut Merah akan membanjiri wilayah Afar di Ethiopia dan Lembah Celah Afrika Timur, yang mengarah ke pembentukan samudra baru.

Proses rifting juga akan menghasilkan pembentukan benua yang lebih kecil, yang mencakup Somalia saat ini dan sebagian Kenya, Ethiopia, dan Tanzania. Benua baru ini akan memiliki karakteristik geografis dan ekologi yang unik, serta sejarah evolusi yang berbeda.

Proses keretakan tektonik ini akan memakan waktu jutaan tahun untuk menyelesaikannya. Pemisahan lempeng tektonik Somalia dan Nubia yang diperlukan akan memakan waktu 5 hingga 10 juta tahun untuk menciptakan cekungan samudra baru.

Proses rifting yang sedang berlangsung menarik perhatian internasional pada tahun 2018 ketika sebuah retakan besar muncul di Lembah Celah Kenya, menyoroti aktivitas geologis yang berkelanjutan di wilayah tersebut, menurut laporan Down to Earth.

Tantangan degradasi lingkungan dan perubahan iklim bermacam-macam. Salah satu tantangan signifikan adalah tergusurnya komunitas dan hilangnya habitat berbagai flora dan fauna.

Fenomena alam ini akan mengakibatkan degradasi lingkungan dan menimbulkan ancaman berat bagi kehidupan dan penghidupan masyarakat. Pada 2015, lebih dari 15 juta orang mengungsi di Afrika karena alasan lingkungan, menurut laporan Down to Earth.

Urbanisasi yang cepat dan pemukiman yang meningkat akan memberi tekanan pada sumber daya alam seperti air, energi, dan makanan. Tekanan ini dapat menyebabkan kelangkaan sumber daya ini, yang selanjutnya akan memperburuk tantangan degradasi lingkungan.

Pembuangan limbah yang tidak terkendali juga akan menjadi perhatian yang signifikan, menyebabkan polusi dan bahaya lingkungan.

Selanjutnya, pembentukan sesar baru, rekahan, dan retakan atau pengaktifan kembali sesar yang sudah ada sebelumnya. Ini dapat menyebabkan aktivitas seismik dan menimbulkan ancaman signifikan terhadap keselamatan dan kesejahteraan manusia dan infrastruktur. (yn)

Sumber: indiatimes

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Most Popular