Erabaru.net. Para ilmuwan telah mengungkapkan bahwa sebuah galaksi yang dikenal sebagai PBC J2333.9-2343 telah direklasifikasi menyusul penemuan lubang hitam supermasif yang saat ini menghadap ke arah tata surya kita.
Diyakini jarak galaksi ini sekitar 657 juta tahun cahaya dan awalnya diklasifikasikan sebagai galaksi radio. Namun, para ilmuwan dengan cepat menyadari bahwa itu sebenarnya telah berotasi untuk mengarahkan pusatnya ke Bumi.
Laporan tersebut datang dari Royal Astronomical Society pada hari Selasa (21/3) di mana juru bicaranya, Dr. Lorena Hernández-Garcia mengatakan: “Kami mulai mempelajari galaksi ini karena menunjukkan sifat yang aneh.”

“Hipotesis kami adalah jet relativistik dari lubang hitam supermasifnya telah mengubah arahnya, dan untuk memastikan gagasan itu kami harus melakukan banyak pengamatan,”
“Fakta bahwa kita melihat nukleus tidak lagi memberi makan lobus berarti mereka sudah sangat tua. Mereka adalah peninggalan aktivitas masa lalu, sedangkan struktur yang terletak lebih dekat ke nukleus mewakili pancaran yang lebih muda dan aktif.”
Sampai saat ini, para ilmuwan tidak yakin apa yang menyebabkan perubahan arah, meskipun kemungkinan galaksi PBC J2333.9-2343 telah bertabrakan dengan galaksi lain dan inilah penyebab pergeseran 90 derajat.
Saat ini, tidak jelas bagaimana pergeseran ini dapat mempengaruhi galaksi kita sendiri.
Para peneliti di Royal Astronomical Society menambahkan bahwa galaksi ini membentang hampir 4 juta tahun cahaya, membuat lubang hitam berukuran 40 kali lebih besar dari Bima Sakti.
Selain lubang hitam yang bergeser miring, ada ancaman lain yang dihadapi Bumi. Data terbaru menemukan tiga asteroid dekat Bumi (NEA) yang terletak di tata surya bagian dalam yang dapat menimbulkan risiko serius bagi planet dan tata surya kita.

Penulis utama dan astronom Scott Sheppard mengatakan dalam siaran pers NOIR Lab pada hari Senin (20 /3): “Survei senja kami menjelajahi area di dalam orbit Bumi dan Venus untuk mencari asteroid,”
“Sejauh ini kami telah menemukan dua asteroid besar dekat Bumi yang berdiameter sekitar 1 kilometer, ukuran yang kami sebut pembunuh planet.”
Hanya setahun yang lalu, para ilmuwan diperingatkan akan keberadaan lubang hitam lain. Itu ditemukan oleh Very Large Telescope European Southern Observatory dan terlihat mempengaruhi pergerakan bintang terdekat.
Bintang yang terpengaruh kira-kira lima kali ukuran matahari kita, terletak di gugus yang dikenal sebagai NGC1850. Namun, yang ini tidak sebesar yang ditemukan menghadap kita pada hari Selasa. (yn)
Sumber: unilad