Anak Laki-laki Dipuji Karena Menghadiri Kelas Meskipun Tanpa Sepatu dan Seragam

Erabaru.net. Seorang anak laki-laki terlihat bertelanjang kaki dan berseragam tidak lengkap, namun dengan semangat yang besar untuk memulai kegiatan sekolah. Peristiwa emosional tersebut terjadi di distrik Puinahua, Peru.

Pendidikan adalah hak dasar manusia, pilar penting dalam pelatihan akademik-moral untuk mengurangi buta huruf dan kemiskinan. Semua negara berinvestasi dalam pendidikan, namun upaya ini tidak selalu cukup untuk memenuhi kebutuhan setiap anak.

Contohnya adalah kasus Armando, anak laki-laki berusia 9 tahun yang memulai tahun keempat sekolah dasar dengan penuh semangat. Seperti kebiasaan, setiap hari pertama sekolah, anak-anak datang ke sekolah dengan penuh semangat dan harapan akan apa yang akan terjadi. Namun, kali ini, bocah itu akan melakukan sesuatu yang tidak terduga.

Sementara semua anak mengatur diri mereka sendiri untuk berbaris, Armando berdiri di depan barisan mereka, tanpa memikirkan fakta bahwa dia bertelanjang kaki, dan bahwa dia tidak memiliki celana yang sesuai dengan seragamnya. Bocah itu hanya ingin memulai pelajarannya dengan gembira, tanpa menyadari bahwa dia menjadi sasaran tatapan teman sekelas dan gurunya.

Beberapa peserta yang melihat pemandangan tersebut memutuskan untuk memotret momen tersebut dan mengunggah gambar tersebut ke jejaring sosial.

Foto itu dengan cepat menjadi viral: “Anak laki-laki yang bertelanjang kaki ke sekolah”.

Slogan ini menjadi pusat perbincangan di kalangan pengguna internet yang tergerak oleh situasi, memulai kampanye untuk mengetahui lebih lanjut tentang situasi anak tersebut. Dengan cara ini, mereka menghubungi Sekolah di Huacrachiro, distrik Puinahua, Requena, Loreto di Peru.

Christyan Ricopa, seorang guru di institusi tersebut, memberikan detail yang akan membuat pengguna jejaring sosial semakin terkejut. Guru menyatakan bahwa anak tersebut hidup dalam kemiskinan ekstrim dan mengalami kesulitan dalam belajar dan berbicara.

Sejalan dengan gelombang viral tersebut, sang anak mulai menerima ratusan kata penyemangat:


“Itulah berani dan ingin menjadi seseorang dalam hidup. Banyak berkah untuk juara ini.”

“Jangan pernah berhenti berjuang. Kamu akan berhasil. Kamu memiliki hati yang besar.”

“Rasa hormat kami untuknya, selamat, dia ingin belajar.”

Demikian pula, jejaring sosial dipenuhi oleh orang-orang yang ingin memberikan sumbangan untuk anak tersebut.

Aktivis sosial Jorge Alvarado, memimpin kampanye, menjadi pemimpin “La Casa de la Solidaridad”. Inisiatif tersebut bertujuan untuk mengumpulkan pakaian dan perlengkapan sekolah, tidak hanya untuk Armando tetapi untuk ratusan anak di Huacrachiro yang berada dalam kondisi yang sama.

Armando dengan kegagahannya, tanpa pamrih, berhasil menggugah hati netizen yang tak segan-segan memberikan berbagai donasi untuk sang anak.

“La Casa de la Solidaridad” bertugas mengumpulkan dan mendistribusikan bantuan untuk Armando dan teman sekolahnya.

Melalui video yang beredar di jejaring sosial, keceriaan anak-anak saat menerima sepatu, celana, notebook, ransel, dan pensil diapresiasi. Namun, itu tidak cukup.

“Rumah pedesaannya dekat zona minyak, tingkat kemiskinannya sangat tinggi dan makanannya berbahan dasar singkong dan pisang raja,” kata Jorge Alvarado merujuk pada Armando.

Oleh karena itu, aktivis sosial mendesak untuk mengikuti kasus anak tersebut. Diharapkan berkat dukungan banyak orang, anak tersebut dapat menerima lebih banyak donasi yang memungkinkan kualitas hidupnya menjadi lebih baik.

“Dia memiliki keterbelakangan mental, tapi dia memiliki keinginan besar untuk belajar,” tambah Alvarado.

Kisah tentang anak pemberani ini telah menunjukkan jutaan anak yang mengalami perubahan yang sama. Kemiskinan ekstrim menjadi semakin umum dan anak-anak selalu menjadi pihak yang paling dirugikan; pada siapa konsekuensi yang paling keji jatuh.(yn)

Sumber: viralistas

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Most Popular