Viral Kuliah Profesor dari Universitas Tufts, AS, Sebut Kebangkitan Tiongkok Sudah Berakhir 

ETIndonesia. Pada 7 Desember 2024, laporan menunjukkan bahwa prospek ekonomi Tiongkok semakin memburuk. Baik Kamar Dagang Jerman di Tiongkok maupun Kamar Dagang Inggris di Tiongkok secara bersamaan mengungkapkan bahwa ekonomi Tiongkok menunjukkan tren memburuk. Bukan hanya kalangan ekonom Tiongkok yang pesimis, akan tetapi Professor Michael Beckley dari Universitas Tufts, Amerika Serikat, baru-baru ini berbicara dalam forum internasional di Korea Selatan dan mengungkapkan bahwa kebangkitan Tiongkok telah berakhir. Video kuliah tersebut kini viral dan memicu diskusi hangat di dunia maya.

Laporan dari Kamar Dagang Jerman dan Inggris

Pada 4 Desember 2024, Kamar Dagang Jerman di Tiongkok merilis laporan “Survei Kepercayaan Bisnis 2024/2025,” yang menunjukkan bahwa 60% perusahaan Jerman di Tiongkok merasa kondisi ekonomi di Tiongkok memburuk dibandingkan tahun lalu. 

Selain itu, 56% perusahaan Jerman menganggap permintaan pasar Tiongkok yang lemah sebagai tantangan terbesar yang mereka hadapi, dan 29% lainnya memperkirakan penurunan yang berlanjut. Ini mencatatkan tingkat kepercayaan terendah dalam sejarah.

Laporan dari Kamar Dagang Inggris di Tiongkok juga menunjukkan kesulitan besar yang dihadapi perusahaan asing di Tiongkok. Lebih dari separuh perusahaan Inggris yang disurvei menyatakan bahwa kondisi bisnis di Tiongkok pada 2024 lebih sulit dibandingkan tahun sebelumnya.

Profesor Beckley Mengatakan Kebangkitan Tiongkok Sudah Berakhir

Keadaan ekonomi dan geostrategi Tiongkok pasca-pandemi semakin menarik perhatian dunia. Professor Michael Beckley, seorang ahli Tiongkok dari Universitas Tufts, berbicara dalam sebuah kuliah di Korea Selatan dengan judul “Akhir Pertumbuhan Tiongkok dan Tatanan Global Masa Depan.” 

Dalam kuliahnya, Beckley menyatakan, “Kita sering diberitahukan bahwa kita hidup di abad Asia, dengan Tiongkok sebagai pusat yang terus berkembang. Namun, saya pikir ketika sejarah menulis tentang tahun 2020-an, mereka akan berkata bahwa kebangkitan Tiongkok  telah berakhir.”

Kuliah ini memicu diskusi hangat dan menjadi viral di media sosial.

Komentar dari Para Pakar

Penulis Epoch Times Wang He menyatakan bahwa kebijakan keras terhadap Tiongkok yang diterapkan sejak pemerintahan Trump hingga Biden, serta potensi kembalinya Trump ke pemerintahan, telah mengubah sepenuhnya lingkungan ekonomi internasional Tiongkok. 

Dengan kebijakan saat ini dari pemerintah Partai Komunis Tiongkok (PKT), tidak ada kemungkinan pemulihan ekonomi, dan masa depan ekonomi Tiongkok semakin suram. Menurut Wang He, kuliah Beckley merangkum pandangan yang sudah banyak dibicarakan, dengan cara yang lebih jelas dan mendalam, sehingga menarik perhatian luas.

Profesor Xie Tian dari Sekolah Bisnis Aiken, Universitas Carolina Selatan, mengatakan bahwa mitos kebangkitan Tiongkok yang disebarkan oleh pemerintah PKT sudah berakhir. Ini sesuai dengan pengamatannya selama bertahun-tahun di luar negeri. Xie Tian menambahkan bahwa Beckley juga mengungkapkan bahwa angka GDP Tiongkok mungkin lebih rendah 20% dari yang tercatat dalam data resmi pemerintah.

Xie Tian menyebutkan bahwa mantan Perdana Menteri PKT, Li Keqiang, sendiri tidak mempercayai angka ekonomi resmi pemerintah, yang mendorongnya untuk menggunakan indikator seperti konsumsi energi, volume pengiriman barang, dan jumlah pinjaman untuk memperkirakan pertumbuhan ekonomi. Menurut Xie, penggunaan indikator semacam ini lebih akurat, dan memang, bagi Beckley, ini menandakan berakhirnya kebangkitan ekonomi Tiongkok.

Beckley Menyoroti Krisis Utang dan Dampak Global

Beckley menekankan bahwa tingkat utang Tiongkok saat ini tidak hanya melebihi sebagian besar negara berkembang, tetapi juga banyak negara maju. 

Xie Tian menambahkan bahwa Beckley juga membahas bagaimana perlambatan ekonomi Tiongkok mempengaruhi ekonomi global, dengan mengungkapkan krisis sumber daya dan masalah demografis Tiongkok, serta penurunan efisiensi pemerintahan yang bersifat otoriter. 

Selain itu, masalah militer PKT dan hubungan internasional yang memburuk turut memperburuk situasi, yang menunjukkan bahwa mitos kebangkitan Tiongkok sudah berakhir.

Beckley juga menyebutkan bahwa penurunan ekonomi Tiongkok tidak hanya mempengaruhi masyarakat dalam negeri, tetapi juga memicu reaksi berantai dalam sistem ekonomi global. 

Banyak negara yang sangat bergantung pada pasar Tiongkok dalam hal ekspor, investasi, dan pinjaman, dan kini mulai merasakan dampak negatif akibat penurunan permintaan pasar Tiongkok, serta pengurangan atau penghentian pinjaman.

Dampak Global dari Kejatuhan Tiongkok

Wang He mengungkapkan bahwa Tiongkok, dengan ekonomi terbesar kedua di dunia yang mencapai 18 triliun dolar AS, memiliki dampak besar pada perekonomian global. Negara-negara seperti Jerman, Jepang, India, dan Inggris, meskipun berada di posisi berikutnya, tidak dapat menandingi ukuran ekonomi Tiongkok. Jika Tiongkok mengalami keruntuhan mendalam, dampaknya terhadap ekonomi global akan sangat besar dan sulit diprediksi, sehingga negara-negara di dunia harus mempersiapkan langkah antisipasi.

Beckley juga mencatat bahwa kompetisi kekuatan besar selama 200 tahun terakhir sering berakhir dengan perang, namun konflik AS-Rusia pada Perang Dingin yang berakhir dengan damai memberikan sedikit harapan bagi hubungan AS-Tiongkok. Ia memprediksi bahwa arah hubungan AS-Tiongkok di masa depan mungkin akan bergantung pada perubahan internal kedua negara tersebut. (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

FOKUS DUNIA

NEWS